Monday, January 4, 2016

Safe haven currency GBP/USD melemah karena rendahnya inflasi dan perlambatan ekonomi

Update terbaru berita ekonomi dan perdagangan saham,  berikut adalah update berita untuk pagi ini, Senin 4 Januari 2016.

Dari perdagangan forex akhir pekan lalu, GBP/USD kembali melemah dan memperpanjang tren pelemahan jangka panjang selama dua tahun berturut-turut. GBP gagal memanfaatkan momentum buruknya rilis data AS dan tetap melemah walaupun data jobless claims AS dirilis 287k vs survey 274k & prior 267k. Faktor utama pemicu kemerosotan GBP adalah mundurnya ekspektasi kenaikan suku bunga oleh BOE dan risiko keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau ‘Brexit’. Jika sebelumnya BOE sebelumnya diperkirakan akan menaikkan suku bunga awal tahun depan, pasar kini berekspektasi suku bunga baru akan dinaikkan pada akhir tahun depan. Rendahnya inflasi di Inggris serta melambatnya pertumbuhan ekonomi melatarbelakangi ekspektasi tersebut. AUD/USD turut melemah setelah harga minyak yang kembali jatuh. Kamis lalu harga minyak mentah kembali turun ke bawah $37 per barel. Perlambatan kenaikan tingkat pinjaman pada bulan Desember turut mensinyalkan keraguan terhadap kondisi domestik, kian memperlemah pegerekana AUD. Sementara JPY menuju pelemahan tahunan keempat terhadap USD terkait divergensi kebijakan moneter the Fed dan BOJ. Menurut survey Bloomberg, kombinasi stimulus BOJ dan rate hike the Fed akan menekan JPY turun hingga 4% sepanjang tahun 2016.

Data rilis untuk hari ini (consensus/prior):
JN Manufacturing PMI (52,5 / 52,6)
CN Caixin Manufacturing PMI (49 / 48,6)
ID Manufacturing PMI (prior 46,9)
ID Core Inflation Rate yoy (4,17% / 4,77%)
ID Inflation Rate yoy (3% / 4,89%)
ID Inflation Rate mom (0,61% / 0,21%)
ID Consumer Confidence (prior 103,7)
IT Markit Manufacturing PMI (prior 54,9)
FR Markit Manufacturing PMI (51,6 / 50,6)
GE Markit Manufacturing PMI (53 / 52,9)
EU Markit Manf. PMI (53,1 / 52,8)
UK Mortgage Lending (prior £3,6b)
UK Markit Manufacturing PMI (prior 52,7)
UK Mortgage Approvals (70,4k / 69,63k)
GE Inflation Rate yoy (0,6% / 0,4%)
GE Inflation Rate mom (0,2% / 0,1%)
CA Manufacturing PMI (prior 48,6)
US Markit Manf. PMI (51,3 / 52,8)
US ISM Manufacturing PMI (49 / 48,6)
US Construction Spending (0,5% / 1%)

Dari pasar saham, IDX diliburkan pada hari Jumat, 31 Desember 2015. Pada hari Kamis, 30 Desember 2015 sendiri IHSG ditutup menguat 23,65 poin dari hari sebelumnya atau naik 0,52% ke level 4593,01. Sementara kelompok saham LQ45 menguat 4,14 poin (0,53%) ke level 792,03. BEI mencatat kinerja pasar modal Indonesia sepanjang 2015 dipenuhi banyak tantangan sehingga membuat investor asing mengalihkan sebagian dananya keluar dari pasar saham domestik. Beberapa sentimen eksternal seperti kenaikan suku bunga the Fed membuat investor asing mengalihkan sebagian dananya keluar dari instrumen portofolio di Indonesia yang ditandai dengan nilai jual bersih dana investor asing di pasar modal domestik sebesar IDR 22,58 triliun. Situasi itu membuat laju IHSG BEI sepanjang Januari hingga Desember 2015 mengalami tren konsolidasi cenderung melemah. Hal tersebut terlihat dari IHSG per 30 Desember 2015 ditutup di level 4.593,01 poin atau mengalami penurunan sebesar -12,13% dibandingkan penutupan akhir Desember 2014 yang berada di level 5.226,94 poin. Meski demikian, tren konsolidasi IHSG sejalan dengan bursa-bursa saham lainnya seperti Indeks Dow Jones Industrial Average Amerika Serikat yang mencatat -1,65%, Indeks PSE Filipina -3,42%, Hang Seng turun -7,14%, dan Straits Times melemah -14,56%.

No comments:

Post a Comment