Thursday, November 5, 2015

Data Tenaga Kerja dan Inflasi Menjadi Data Acuan The Fed untuk Menaikkan Suku Bunga

Safe haven currency USD bergerak menguat sejalan dengan naiknya yield UST dan bursa saham secara internasional. Indeks USD bergerak di kisaran 97,34 atau naik sekitar 0,2%, bergerak menuju ke level tertinggi dalam hampir tiga bulan terakhir di level 97,81 pada tanggal 28 Oktober 2015. EUR/USD melemah sekitar 0,2% ke level $1,0939 setelah presiden ECB Mario Draghi menegaskan kembali bahwa pelonggaran ekonomi lebih lanjut masih bisa terjadi di bulan Desember. NZD/USD juga turun ke level terendah dalam sepekan terakhir setelah rilisnya data ketenagakerjaan Selandia Baru yang berada di bawah ekspektasi pasar. NZD/USD menyentuh level $0,6633 di akhir sesi Asia atau terendah sejak 28 Oktober. Biro statistik Selandia Baru melaporkan bahwa jumlah tenaga kerja turun -0,4% pada Q3 2015 vs survey +0,4% dan prior +0,3%. Sementara di sesi AS, USD/JPY menguat ke level tertinggi dalam tiga bulan terakhir setelah Janet Yellen kembali menegaskan keinginan untuk menaikkan suku bunga di bulan Desember. Dalam testimoninya di hadapan House Financial Services Committee, Yellen mengatakan suku bunga akan naik di bulan Desember jika data-data ekonomi AS sesuai dengan ekspektasi atau lebih baik. Dua data yang menjadi acuan utama The Fed adalah data tenaga kerja dan inflasi. Untuk saat ini, Yellen mengatakan belum ada keputusan yang dibuat dan naik atau tidaknya suku bunga akan bergantung pada evaluasi FOMC di bulan Desember.

Data rilis untuk hari ini:
• GE Factory Orders (survey +1,00% & prior -1,80%)
• EU Eurozone Retail PMI Oct (prior 51,9)
• EU Eurozone Retail Sales mom Sep (survey +0,20% & prior 0,00%)
• UK BOE Rate Decision (prior 0,50% & survey 0,50%)
• UK BOE Asset Purchase Target (survey £375b & prior £375b)
• US Initial Jobless Claims (survey 262k & prior 260k)
• US Nonfarm Productivity Q3 (survey 0,50% & prior 3,30%)

Dari pasar saham, IHSG kemarin ditutup menguat 79,47 poin (+1,75%) menjadi 4.612,56 seiring dengan pelaku pasar asing yang kembali melakukan aksi beli. Sementara saham LQ45 naik 17,10 poin (+2,20%) menjadi 794,64. Pemodal asing yang pada hari Selasa berada dalam posisi jual, kemarin berbalik menjadi berada dalam posisi beli, menambah dorongan bagi IHSG BEI melanjutkan penguatan. Kemarin tercatat pemodal asing membukukan foreign net buy sebesar IDR 267,010 miliar. Sementara pada hari Selasa kemarin terbuku foreign net sell sebesar IDR 170,22 miliar. Sentimen positif dari data inflasi serta spekulasi penurunan BI rate untuk menjaga inflasi tahunan tetap terkendali memunculkan optimisme pertumbuhan ekonomi domestik. Di sisi lain, kondisi bursa saham regional yang kondusif menambah sentimen psikologis bagi pemodal untuk kembali melakukan posisi akumulasi saham secara lebih agresif. Bursa regional seperti Hang Seng naik 485,14 poin (+2,15%) menjadi 23.053,57, indeks Nikkei naik 243,67 poin (+1,30%) ke level 18.926,91, dan Straits Times menguat 40,52 poin (+1,35%) ke posisi 3.040,08.

Dari pasar surat berharga, pasar SUN melanjutkan penguatannya kemarin dimana mayoritas harga SUN menguat 5-100 bps. Sentimen positif pada pasar SUN dipicu oleh pernyataan Presiden RI Joko Widodo yang menyatakan bahwa realisasi belanja pemerintah telah mencapai 70% dan hingga akhir tahun 2015 diharapkan dapat mencapai 94% dari total target belanja pemerintah sebesar IDR 1,984 triliun. Meningkatnya realisasi belanja negara tersebut diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Data GDP Indonesia yang akan diumumkan siang ini diperkirakan akan lebih tinggi dari data sebelumnya, yakni 4,8% vs prior 4,67%.

No comments:

Post a Comment